Rabu, 31 Maret 2010

Menatap Perjalanan Kehidupan Manusia




Menatap Perjalanan Kehidupan Manusia

Pagi siang sore dan petang
Tak lepas dari perjalanan kehidupan
Dihadapkan atas dua permasalahan
Dan kamu harus menetapkan pilihan

Saat kau tentukan pilihan
Kau akan memilih yang dianggap baik
Dan menjauhkan yang tidak baik bagimu

Namun apapun pilihannya
Tak pernah ada kesempurnaan
Selalu ada kekurangan
Itulah kehidupan manusia
Agar kau renungkan lebih dalam

Dari problema yang kau dapatkan
Selalu tak terpecahkan dengan sempurna
Bak makan buah simala kama
Dimakan ayah meninggal
Tak dimakan ibu meninggal

Namun kau hanya dapat menetapkan satu pilihan
Setelah pilihan kau tetapkan
Baru terkuaklah apa makna kehidupan
Itulah tantangan kehidupan

Yang berupa tanggung jawab
Berbagai kesukaan dan kesedihan
Yang tersimpan rapat didalam diri

Walau tawamu kadang membuat orang lain riang
Namun diwajahmu yang lain kau menangis kepedihan
Namun aku hanya mampu menyampaikan satu pilihan

Memang kau bebas menentukan
Namun janganlah dunia ini menjadi tujuan akhir kehidupan
Jadilkanlah dunia ini menjadi ladang amal
Lakukanlah amal kebaikan agar kau menikmati hasilnya

Siapa yang menanam akan memetik buahnya
Apapun benih (kebaikan/keberukan) yang kau tebarkan
Semua akan kembali kepada penebarnya

Tataplah kehidupan jangan hanya dengan kedua mata
Jangan lah kau hanya menatap keuar
Dan tak pernah menatap kedalam

Bila itu yang kau lakukan
Yang kau lihat hanya fata morgana
Gemerlap yang kau anggap akan membahagikan
Bila kau kerjar dengan penuh nafsu belaka
Maka hanya akan menyebabkan petaka bagi yang mengejarnya

Tataplah kedalam jalannya kehidupan
Tataplah pada dirimu yang paling dalam
Majulah melangkah masuk kedalam tanpa was was
Masuklah dalam hati yang paling dalam
Disanalah cahaya kesempurnaan kan kau dapatkan

By : Roch, 01 April 2010

Selasa, 30 Maret 2010

Jangan Bimbang dan Ragu




Jangan Bimbang Dan Ragu

Oh Jiwa belahan hati
Jangan kau bimbangkan kehidupan ini
Hidup mati itu fitarh yang pasti
Tidak pelu kau bimbangkan lagi

Bila jiwamu terguncang
Hidupmu menjadi tak tenang
Bila hatimu terbelah dua
Hidup dan matipun diragukan

Oh jiwa belahan sukma
Menyatulah didalam raga
Agar hati bersemayam tenang
Mengendalikan hidup sesuai fitrah

Seamakin mata banyak memandang
Semakin banyak nenentukan pilihan
Membuat hati bertambah beban
Semakin berat hidup ini kan melangkah

Oh raga yang menjalani kehidupan
Rmbutmu yang semakin memutih tanda penuaan
Keriput diwajahmu, banyak yang kau pikirkan
Lunglai langkahmu banyak menanggung beban

Dua mata menyatu dalam satu pandang
Dua kaki menyatui dalam satu langkah
Dua telinga menyatu dalam satu ucap
Dua tangan menyatu dalam satu genggaman

Kita sedang melangkah keakhir kehidupan
Lepaskan beban yang tiadaguna
Bawalah amal,iman dan tagwa sebagai bekal
Lepaskan semua yang membuat keraguan

By: Roch, 3003,2010

Jumat, 26 Maret 2010

PASRAH




Pasrah

Pasrah buklan ber arti menyerah
Namun banyak orang salah kaprah
Pasrah dilanjut sumpah srapah
Perhatikan dalam implementasikan pasrah

Oky lah kalau begitu, aku pasrah atas ketetapanmu
Aku pasrah atas cobaan yang datang padaku
Dalam masalah ini aku pasrah atas kehendaknya
Kupasrah kepada Allah untuk membalasnya

Itulah penerapan pasrah dalam keseharian
Sangat tidak tepat penempatannya
Apatis, ketakberdayaan dan keputus asaan
Kadang malah diakhiri sumpah serapah

Padahal pasrah berarti ketulusan /keiklasan
Menyerahkan sepenuhnya kepada Nya
Tak sedikitpun interperensi menyertainya
Tanpa memikir hasil akhir yang akan didapat

Lakukanlah segalanya dengan penuh kesadaran
La-haula wala quwwata illa billah
Tiada daya upaya kecuali kehendakNya
Tinggalkan anggapan atas smua kejadian
atas upayamu atau selain Allah

Manusia diwajibkan ber amal
Bukan untuk menilai amal
Siti Hajar berlari antara Safa -Marwah
Melakukan proses sesuai sunathullah
Dengan semangat tinggi tak kenal lelah

Demi anaknya Ismail yang baru dilahirkan
Tanpa memikirkan bagaimana datangnya
Lalu Allah memberi ketetapan
Dari jalan yang tak pernah terpikirkan
Itullah arti kepsrahan yang sebenarnya

By : Roch, 26 Maret 2010

Jumat, 19 Maret 2010

Mengapa Kau Membisu


Mengapa Kau Membisu

Oh kawan sahabat dalam hidupku
Mengapa kau diam membisu
Tiada sepatah katapun untukku
Ada apa yang terjadi denganmu

Mungkinkah kau sedang murka
Mungkin pula hati mu sedang duka
Ku harap kau sedang tak mau diganggu
Kau sedang memusatkan pikiranmu

Membisu merupakan aktualisasi jiwa
Menahan mulut tak mungungkapkan kata
Dari segala permasalahan kehidupan
Tak ikut interfrensi atas ketetapan

Karena kehidupan ini sudah ditetapkan
Tak perlu lagi komentar atau diperdebatkan
Tiada lagi yang perlu kau risaukan
Iklaskan kehidupan ini berjalan apa adanya

Namun jangan kau diam karena murka
Karena murkamu membakar jiwa
Diam karena murka itu lebih berbahaya
Damai diluar, terbakar musna didalam

Jika memang itu adanya
Siramlah murkamu dengan tetes air mata
Biarkan air matamu mengucur deras
Biar murkamu segera padam

Jika murkamu telah sirna
Jiwamu terkulai lemas
Lalu kau diam dalam kesadaran
Disinilah petunjuk dianugrahkan
Diam itu emas, itulah yang pepatah katakan

By: Roch,1903-2010

Minggu, 14 Maret 2010

Malam Bertaburkan Bintang


Malam Bertabur Bintang

Merajut malam menyulam sepi
Menyeruak malam di hening sunyi
Semerbak bunga tercium wangi
Terbawa angin malam sepoi sepoi

Oh malam bertabur bintang
Antarkan aku jumpa kekasih
Kapan waktumu kau sempatkan
Agar rinduku cepat terobati

Oh umat yang sedang terjaga
Hamba siap antarkan puan
Di akhir malam yang tinggal sebentar
Agar rindumu dapat terobatkan

Oh Umat kalifah di Dunia
Siapkan dirimu dari sekarang
Bersihkan jiwamu dari napsu dunia
Harumkan jiwa dengan wewangian

Wangi melati mengharumkan malam
Putih melati lambang  kesucian
Jiwa yang suci kehendak sang Pencipta
Semoga rindumu disambut mesra

By : Roch 15 Maret 2010

Sabtu, 13 Maret 2010

Didalam Duka Kuukir Doa





Didalam Duka Kuukir Doa

Entah kena apa hati ini terkadang duka
Sedih rasanya terasa nelangsa
Gundah gulana terasa hampa
Bulanpun enggan bersinar
Bintang bintang terlihat samar
Tiada sepatah kata pun dapat terucap
Namun hati ini semakin menyayat
Sepoi angin malam mebisikan pesan

Derita yang menimpa kedua ayah bunda
Didalam kubur nan gelap gulita
Mungkin meraka sedang mestapa
Mengharapkan doa dari  anaknya
Hatiku tersentak akan masa silam
Siang malam mereka selalu doakan anaknya
Apa balas budiku kepadanya
Melalui duka ini kuukir doa

Oh Ayah bunda yang mungkin dilanda nestapa
Anakmu yang hina ini mengirim doa
Ketika anakmu diberi kesempatan
Ketika Allah telah memperingatkan
Ketika rahmatnya telah diturunka
Ketika air mata jatuh tak lagi tertahan
Dalam duka ini kuukir doa
Kepadamu oh Ayah Bunda

Ya Allah yang maha rahman dan Rahim
Lindungilah ayah bundaku dari siksa kubur  dan siksa api neraka
Ya Allah ampunanmu kan hapuska derita
Ya Allah dalam duka ini kukirim shalawat  
Kepada Rosolmu di akhir jaman
Rosul pembawa ramat pemberi safaat
Kepada umat umatnya yang mengimaninya
Semoga para pembaca dan penulis ini
Termasuk yang mendapat safaatnya
Pada hari pertanggungan yang telah ditetapkan
Amin Amin Amin

By: Roch ,1403-2010

Rabu, 10 Maret 2010

Dandang Gulo


Dandang Gulo

Urip iku neng ndonya tan lami.
Umpamane jebeng menyang pasar.
Tan langgeng neng pasar bae.
Tan wurung nuli mantuk.

Mring wismane sangkane uni.
Ing mengko aja samar.
Sangkan paranipun.
Ing mengko podo weruha.
Yen asale sangkan paran duk ing nguni.
Aja nganti kesasar.

Yen kongsiho sasar jeroning pati.
Dadya tiwas uripe kesasar.
Tanpa pencokan sukmane.
Separan-paran nglangut.

Kadya mega katut ing angin.
Wekasan dadi udan.
Mulih marang banyu.
Dadi bali muting wadag.

Ing wajibe sukma tan kena ing pati
Langgeng donya akherat.


Wejangan
Sunan Kali Jogo

 Hidup di dunia tidak lama
Seperti kamu pergi ke pasar
Tak selamanya di pasar saja
Tak lama terus pulang

Kerumah asal semula
Nanti kamu jangan ragu
Asal mulanya
Nanti kamu harus tahu

Kalau asal mulanya kan kembali
Jangan sapai tersesat
Kalau sampai tersesat ketika mati
Mati tapi sukmanya tersesat

Sukmanya melayang tak ada tujuan
Kemana mana nglangut
Seperti awan tertiup angin
Akhirnya menjadi hujan

Kemabali jadi air
Ingin kembali dalam raga
Yang mestinya sukma itu tidak pernah mati
Langgeng di dunia dan akherat


Ditularkan
Liliek Rochmadi
1103-2010

Selasa, 09 Maret 2010

Sepi Ing Pamreh, Rame Ing Gawe


Sepi Ing Pamreh, Rame Ing Gawe

Memperhatikan kehidupan yang kau saksikan
Dari kehidupan di Senayan hingga di jalanan
Semu merasa benar atas segala yang dilakukan
Tak ada yang mau merasa salah atau disalahkan

Itulah kehidupan yang sedang berjalan
Yang dilakukan karena pamrih napsunya
Kebutuhan nafsu lebih menjadi tujuan
Norma etika sudah mulai ditinggalkan

Apakah ini yang dinamakan jaman edan
Diam dartikan tak punya kepentingan
Yang sibuk karena takut nggak kebagian
Yang tak mengertipun jadi ikut ikutan

Kurangnya mengerti,artinya belum nalar
Perbuatannya dikendalikan napsu belaka
Napsu benere dhewe, menange dhewe dan karepe dhewe
Seperti anak kecil yang masih TKP

Banyak mengerti makin nalar dan semakin bijak
Orang bijak , melakukan sesuatu tanpa pamrih
Tahu kapan dan apa yang tepat dilakukan
Yang dilakukan meciptakan keselarasan bukan kerusakan

Bagai Matahari, Bintang dan Bulan
Menjalankan sesuai fitrahnya
Dikala siang memberi kehidupan
Dikala malam memberi ketenangan dan keindahan

Jika kau jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang bijak
Bekerja tanpa pamrih
Memberi teladan kala bertindak
Menerangi dikala gelap ,menghibur dikala duka

Rame ing gawe, sepi ing pamrih
Memayu hayuning bawono
Bekerja tanpa pamrih sesuai fitrahnya
Membuat kemaslaktan bagi lingkungannya

By: ROCH,0803-2010

Mencari Jalan Pulang



Mencari Jalan Pulang

Hidup ini bagai kan sedang melakukan perjalanan
Melewati jalan yang telah ditentukan
Dari awalnya hingga pada akhir perjalanan
Kapan diberangkatkan dan kapan pula dipulangkan

Ihdinash shiroothal mustaqiim
Ya Allah tunjukkan aku jalan yang benar
Agar aku tidak temukan jalan yang sesat
Bimbinglah aku mencari jalan pulang

Mentari ,Bulan dan Bintang
Dia telah berjalan sesuai waktu dan jalannya
Mentari berjalan dari pagi menuju petang
Bulan dan bintang bersinar dari petang menujua siang

Bukan kah sekarang aku juga sedang berjalan
Dari lahir menuju kematian
Aku datang tanpa raga
Aku kembali tinggalkan raga

Tiada harta yang dapat kubawa
Debu debupun harus di bersihkan
Tiada Anak Istri dapat kubawa
Hanya catatan amal yang harus kubaca

Tiada sepatah katapun dapat kurubah
Tiada waktu untuk dapat mengulang
Syukurlah sekarang kau masih diberi kesempatan
Membetulkan catatan cerita yang akan dibacakan

Dari waktu waktu yang masih tersisakan
Jangan kau terlena mengejar harta dunia
Jangan terjebak mengurus harta yang kau dapat
Kalau Malaikat maut telah tiba
Tak sedetikpun perjalananmu dapat ditunda

By: Roch, 1002-2010